Sabtu, 06 April 2013

Pengikut Malam

Jauh di sudut kamar
Terdengar samar denting jam yang berdetak
Kuasah kembali pena-pena ini
Menari-nari bersama angin bagaikan manusia yang sedang kasmaran
Mengantarkan sebuah kerinduan dari Sang Pujaan

Malam terasa damai nan sunyi
Dengan tiupan angin yang lembut
Membawakan nada-nada indah
Dengan bisikan-bisikan kisah cinta yang sempurna

Entah mengapa nyanyian malam begitu syahdu terdengar
Bahkan suara jangkrik pun menjadi penyempurna
Alunan-alunan simponi yang indah
Berpadu dengan kicauan burung dalam keheningan

Terasa mistis memang
Tapi mereka adalah pengikut malam
Yang akan selalu menghiasi malam
Dengan nada-nada syahdu yang damai nan merdu.


Kudus, 7 April 2013
FS

Tarian Jemari di Senja Hari

Kubiarkan jari jemari ini menari-nari
Mengukir kata sepi dalam hati
Bukan cinta, bukan rindu, bukan pula iri
Namun kekecewaan yang menggeluti diri
dan terpasung oleh senja di sore hari

Ada hal yang tak perlu diungkapkan
Tapi cukuplah hal itu hanya dimengerti
Namun semua itu sirna oleh dekapan malam
Menjadi sebuah harap dan sekadar mimpi

Akhirnya, bulan pun jatuh
Menuju kolam harapan yang teramat dalam
Hingga tak terlihat lagi pantulan cahayanya

Cukuplah jari-jari ini yang bersuara
Dan mencari pantulan cahaya bulan yang tlah tenggelam

Dan kini biarkan aku diam membisu
Bersama angin senja yang mulai mencumbuku


Kudus, 6 April 2013
FS


Panggung Sekolah

Sebuah Lakon Remaja Berjudul "Panggung Sekolah" ini dipentaskan oleh Siswa-Siswi MA NU Tamrinut Thullab pada Acara Akhir Tahun Ajaran 2011-2012

Para Pemain

Sari                 Siswa
Rumi               Siswa
Mak Dum       Penjual di warung


Teguh             Siswa
Dani                Siswa
Edi                  Siswa

Pemain Figuran  (tampil sesekali)
Figuran 1       Siswa
 
BAGIAN 1

TERAS SEKOLAH. PAGI MENJELANG SIANG. PANGGUNG DI TATA LAYAKNYA TERAS, HANYA ADA SATU BANGKU DI DEKAT PINTU. SEDANGKAN DI SEBERANG ADA BEBERAPA SISWA YANG NONGKRONG DI WARUNG.
BACKSOUND : DARI DALAM KELAS  TERDENGAR SORAK-SORAI GEMBIRA.  PARA  SISWA LAIN MENYANYI SAMBIL MEMUKUL-MUKUL MEJA.

Wo wo wo…
Ayo muleh....ayo muleh....wetengku wes ngeleh...
Ya ya ya…
Ayo kita pulang....ayo kita pulang....
Ya ya ya  yuhu...
                            
(seorang pemain memasuki panggung sambil ngomel-ngomel sendiri dengan terlihat kesal)

Aku Rasa Menulis adalah Obatku

Bermain dengan kata-kata membuatku terasa menikmati indahnya dunia. Seperti tak ada duka yang selalu membayang-bayangi diri. Bebas, lepas, aku menumpahkan segala keluh kesah dan kegundahan yang membayangi. Jari jemari tanganku menari-nari seolah tak mau berhenti mengungkapkan segala isi hati ini. Cinta, rindu, sakit hati, dendam, gundah, semua terungkap menjadi satu. Entah apa nama tulisanku, yang jelas aku merasa bebas mengukir kata. Inilah pengobat lara, inilah pengobat rindu, inilah pengobat kebosanan yang menyamar dalam bentuk kegalauan hati. Bukan galau karena cinta, bukan pula galau karena rindu. Tetapi lebih tepatnya ini adalah rasa bosan yang menyamar dalam segala bentuk keresahan dan kegundahan hati.


Kudus, 6 April 2013